See Our Work

Latest Projects

Lokasi Binaan

Pelaksanaan Program One Village One CEO di Provinsi Jawa Barat tersebar ke beberapa kabupaten meliputi, Kabupaten Bogor, Cianjur, Purwakarta, Ciamis, Subang, Garut, Sukabumi, dan Bandung Barat. Jawa Barat dikenal sebagai sentra produksi komoditas sayuran dan tanaman hortikultura, khususnya di Kabupaten Bandung Barat. Salah satu keberhasilan dalam pemasaran produk sayuran dibuktikan dengan kegiatan ekspor komoditas buncis. Selain itu, melalui pelatihan dan pendampingan kepada petani binaan program OVOC, petani kopi Cikajang Garut juga telah berhasil melakukan ekspor hingga ke 8 negara.

Jawa Tengah memliki potensi lokal seperti padi, buah alpukat, kopi, dan aren. Buah Alpukat khas dari Jawa Tengah merupakan komoditas unggulan yang telah mendapatkan sertifikat dari Kementerian Pertanian RI. Kualitas dari budidaya alpukat seluas 50 hektare dapat bersaing di pasar nasional hingga internasional. Produk olahan berbahan dasar nira, yaitu gula merah dari Banyumas merupakan produk kualitas ekspor dengan pasar Eropa dan Amerika. Keunggulan produk tersebut terletak pada proses pengolahan secara organik dan tanpa campuran bahan kimia. Bersama DSA Banyumas Satria, OVOC IPB berkomitmen mengembangkan produk gula semut hingga manca negara.

Kabupaten Banyuwangi merupakan sentra penghasil buah naga terbesar di Indonesia. Luas areal tanaman buah naga di Kabupaten Banyuwangi sebesar 3.786 hektare, dengan produksi mencapai 82.544 ton per tahun. Upaya peningkatan nilai tambah pada buah naga dilakukan dengan mengolah menjadi berbagai olahan seperti, dodol buah naga, sirup buah naga, keripik buah naga, rengginang buah naga, mie buah naga dan selai buah naga. Budidaya kunyit di Kabupaten Ponorogo telah berhasil ekspor hingga ratusan ton ke berbagai negara. Salah satu manfaat kunyit bagi kesehatan adalah dapay meningkatkan kekebalan tubuh. Melalui program OVOC, mahasiswa bersama DSA Ponorogo mengembangan berbagai produk olahan berbahan dasar kunyit.

Kalimantan Tengah dikenal sebagai Bumi Tambun Bungai memiliki beragam komoditas potensial seperti Komoditas Kopi, Budidaya Nilam dan Madu Kelulut. Luas area sagu di Riau mencapai 3.157 hektare dengan produksi per tahun mencapai 372 ton. Pengembangan produk berbahan dasar olahan kopi menjadi salah satu fokus dalam kegiatan One Village One CEO bersama kelompok masyarakat terkait. Saat ini Pembudidayaan Nilam tengah menjalar di Provinsi Kalimantan Tengah. Nilam sebagai salah satu tanaman penghasil minyak astri merupakan keunggulan yang spesial dimiliki oleh tanaman ini. Selain itu, madu kelulut juga menjadi komoditas yang tak kalah menarik. Madu dengan keunggulan kandungan antioksidan dan vitamin C yang tinggi menjadi nilai jual spesial yang dimiliki jenis madu ini.

Riau dikenal sebagai Bumi Lancang Kuning memiliki beragam komoditas potensial seperti Komoditas Sagu, Mangrove, serta Nanas. Luas area sagu di Riau mencapai 87.000 hektare dengan produksi per tahun mencapai 249.000 ton. Pengembangan produk berbahan dasar olahan sagu menjadi salah satu fokus dalam kegiatan One Village One CEO bersama kelompok masyarakat terkait. Luas lahan mangrove di Provinsi Riau saat ini mencapai 224.895 hektare dengan potensi rehabilitasi mencapai 12.207 hektar. Keragaman biodiversitas pada kawasan ekosistem mangrove tersebut menjadi salah satu daya tarik bagi masyarakat yang berkunjung. Selain itu, budidaya buah nanas pada lahan gambut di Provinsi Riau menjadikan buah nanas lebih unggul karena memiliki rasa yang manis serta kualitas terbaik.

Sorgum adalah tanaman serbaguna yang dapat digunakan sebagai sumber pangan, pakan ternak dan bahan baku industri. Sebagai bahan pangan, sorgum berada pada urutan ke-5 setelah gandum, jagung, padi, dan jelai. Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu wilayah penghasil komoditas sorgum dan berhasil melakukan ekspor produk turunan ke berbagai negara. Sorgum banyak dikonsumsi karena memiliki manfaat seperti mengandung kalori bebas gluten, mengandung serat yang tinggi, mengandung antioksidan sebagai pencegah kanker, dan lain-lain. Saat ini, program One Village One CEO IPB bekerjasama dengan DSA Mataram melalui PT. Yant Sorgum mengembangkan berbagai macam produk olahan berbahan dasar sorgum.

Kerjasama IPB University dan Nuffic Nesso berfokus pada pengembangan Food Estate di wilayah terkait. Dengan menerapkan konsep Techno-sociopreneur dan melibatkan mahasiswa sebagai CEO pendamping di lapang, program OVOC dapat di implementasikan lebih meluas. Dalam pelaksanaannya, program kerjasama ini melibatkan Wageningen University serta berada di bawah koordinasi Direktorat Kemahasiswaan dan Pengembangan Karir IPB University dengan melibatkan berbagai ahli dari aspek budidaya, pasca panen, sosial ekonomi dan pemasaran serta mahasiswa.

Lokasi Binaan

Latest ekit news

Ekit Latest News